Nastal
Jumat, 13 Februari 2015
Jumat, 30 Januari 2015
Cerpen
{Cinta{
Waktu menunjukkan pukul 7.02, Fiola
dan Rini berangkat bersama menuju sekolah. Fiola bersekolah di SMAN Pelita
Hati, sedangkan rini di SMAN Harapan Bangsa. Sekolah Rini lebih dekat daripada
sekolah Fiola. “Kamu aku antar sampai
jalan sini ajah yah, aku malu masuk depan skolahmu.” “Lah, jangan dong fhy,
masa kamu tega liat aku jalan masuk sampai depan skolah aku, ayolah please.” “Tapi aku malu Rin ama murid-murid sekolah
kamu. Apalagi aku baru kali ini berhenti depan jalan masuk skolahmu, apalagi
mau masuk ampe depannya, idiih malu binggo deh”. “Ayolahh kamu kok tega sih,
nggak akan ada kok yang bakal makan kamu di dalam..” “Hehe.. ngaco deh, masa mereka
mau makan aku, emang anak skolah sini kanibal yahJ..? tapi Baiklah, aku antar kamu masuk”... “Hehe..
kalo anak skolah sini kanibal, aku udah lama makan kamu, tapi makasih, kamu
emang teman terbaik aku..” “akh kamu.. bisa ajah J.”
“Egh , Rini kelas kamu yang mana
sih..?” “Kelas aku..? mau tau ajah, atau mau tau banget..?” “Hehehe, rese’ udah
akh kalo nggak mau kasi tau, aku lanjut ke sekolah aku dulu, takut telat. Kamu
kan tau sendiri peraturan sekolah aku gimana.” “idih.. neng Kece ngambek, kelas
aku yang sana, pas paling ujung dari parkiran ini.” “yang mana..? yang di liat
cuma belakangnya ajah, apa gak bisa di putar tuh.? Udah akh, entar telat
beneran.” “Oke, hati-hati yah fhy,..” “oke.” Fiola pun memutar balik sepeda
motornya lalu menuju sekolahnyaa.
Fiola sampai di sekolahnya
ketika jam tangannya menunjukkan pukul 07.16 tetapi baru Sam, dan Indah
sahabatnya yang nampak batang hidungnya. “Assalamu alaikum teman kelas, dan
selamat pagi Sam, Indah.” “Dah datang Fhy, bagi tugas biologimu dong, aku dan
Sam gak tau cara kerjanya, rumusnya apaL.” “Idih kaset baru lagu lama deh,
sejak kapan biologi di kerja pake rumus? Setau aku yah, cuma teori ajah, nggak
ada tuh penggunaan rumus.” “Hehe iya yah.. salah ucap.” “Cemen banget sih=, tugas biologi ajah gak
tau..” “hehe ikh Fiola, kamu kan tau aku dan Indah gimana lalodnya.” “hehe
jangan di masukin hati, Cuma bercanda, udah nih, tulis yang rapi yah..” Hingga pukul 07.25 Nindy teman duduknya baru datang dan jam 07.30 Maudi pun
kemudian datang. “Lama banget Non Nindy, mandi spa yah tadi pagi? Kamu juga
Maudi, lama banget deh.” “Biasa Kakak aku gak nganter, jadinya telat gini”.
Waktu terus berlalu, sampai
waktu menunjukkan pukul 14.00 Wita. Semua siswa pun berhamburan keluar kelas
dan bersiap-siap pulang. “Nindy, Indah, Maudi, Sam, sampai jumpa besok, see
you” dengan bersamaan mereka berempat pun menjawab “Oke see you too” Fiola pun
pulang dan menuju sekolah Rini.
Di depan mesjid dekat skolah
rini, “Rini..!! sini cepetan.” “Tunggu mbak bro, egh..egh.. ada yang minta
salam tuh sama kamu..” “minta salam? Siapa emang..? “Udah, ayo kita pulang
dulu, karena dia lagi duduk di suatu tempat yang bakal kita lalui kalo kita
pulang, sini biar aku saja yang bonceng kamu, kamu duduk manis ajah di
belakang.” “ikh hehe.. emangnya siapa sih, sampe segitunya, siapa emang
namanya..? teman kamu..? ata apa..? “Bawel amat sih neng, udah namanya Billy.”
“Billy..? orang mana..? gimana orangnya..?”
Tanpa menjawab pertanyaan dari Fiola, Rini dengan semangatnya ingin
memperkenalkan Fiola dengan teman kelasnya yang bernama Bily.
Ketika melewati sebuah
bengkel. “Fhy, itutuh yang namanya
Billy.” “Yang mana?” “Yang senyum tadi..” “Aduh.. anak-anak bukan..? kok gitu
sih , mirip anak-anak” “Itu kand karna dia sedang duduk, coba ajah dia berdiri,
mungkin kamu akan terpesona dengan dia. Dia juga minta nomor hp kamu, gimana, aku kasih nggak..?” “Masa sih, tapi
mirip anak-anak. Nomor? Kasih ajah” “Oke deh”.
Hy.. itulah isi SMS dari nomor
yang tidak di kenal yang tiba-tiba masuk di handphone Fiola. Kemudian Fiola
membalas “Hy juga, maaf siapa yah..? “Dengan Billy, yang tadi di bengkel.” “Oh
iya, salam kenal.” Hampir setiap hari Billy selalu kirim pesan buat Fiola, Tapi karena saat itu Fiola berstatus pacar
orang, makanya dia tidak cuek-cuek saja sama billy. Billy tidak pernah putus
asa, dia tahu kalo Fiola punya pacar, makanya dia pun jadi teman yang selalu
ada buat Fiola. Teman yang selalu mendengarkan keluh kesahnya. Dan hampir
setiap hari mereka selalu bertemu meski hanya tatap muka dan senyum saja ketika
pulang sekolah.
“Billy, hari ini aku senang banget,” “senang kenapa emang?” “Tadi aku
ketemu sama Rian, senang deh, selama pacaran kami baruu ketemu dua kali, tapi
meskipun begitu aku cinta banget sama dia.” Meskipun haati billy terasa hancur
membaca SMS dari Fiola, dia tetap saja berkata “Aku turut senang sayang
mendengarnya. Fiola tahu kalo Billy suka sama dia, tapi dia sadar kalo hatinya
masih milik Rian. Tapi satu minggu setelah Fiola dan Rian bertemu, tepatnya
sehari sebelum Fiola merayakan Sweet 17 Rian meminta
putus hanya karena permasalah kecil dan itu terjadi di facebook. Rian
marah karena Fiola mengganti Password akun facebooknya. Dan akhirnya mereka
putus. Rian menyesal seketika dan mengajak Fiola kembali menjadi pacarnya. Tapi
fiola sudah terlanjur kecewa.
Seminggu kemudian, Di sekolah semua teman-teman fiola dan bahkan dia
sendiri sedang sibuk mengerjakan tugas. Yah kebiasaan anak sekolah sekarang
mengerjakan tugas rumah di sekolah. Jam 8.00 guru mata pelajaran Sejarah Indonesia masuk. Ketua
kelas pun menyiapkan teman-temannya. Kegiatan menulis tugas pun di hentikann,
dan Fiola ketika membuka handphonenya, ternyata ada sms dari Billy yang isinya “Fhy,
entar pulang singgah dulu yah, aku punya sesuatu untuk kamu..” Karena penasaran
Fiola pun membalas SMSnya dengan cepat kemudian dia mulai belajar.
Ketika pulang sekolah setelah menjemput Rini, Fiola pun bergegas pulang.
Dari kejauhan dia sudah tau bahwa Billy berada di bengkel depan. Awalnya ia
ingin berhenti, tetapi saat dia hampir dekat, dia mengurungkan niatnya untuk
berhenti karena di dalam bengkel tersebut banyak teman-teman Billy. Akhirnya dia hanya lewat dan tersenyum ke
Billy. Dengan cepat dan di antar oleh temannya, Billy mengejar Fiola dan ketika
berada dekat, Billy menyuruh Fiola berhenti. “Fhy, tunggu dong, kok kamu tadi
gak singgah sih?” “aku malu Li, teman-temanmu banyak skali. Apalagi aku ini
cewek.” “Iya gak apa-apa. Oh iya ini, ambil, di pakai yah.” Sebuah gelang berwarna
coklat yang terbuat dari kayu yang mlingkar di berikannya untuk Fiola. “Gelang ini untukku? Indahnya, makasih yah
Lii,dulu yah.” kamu baik skali.” “Iya, sama-sama. Kalo gitu aku balik dulu.”
“Oh iya, aku juga mau pulang. Hati-hati yah Li.”
Hubungan Fiola dan Billy semakin baik. Terlebih sekarang Fiola sudah gak
punya pacar. Mereka sama-sama mempunyai status Jomlo. Perhatian Dari Billy,
lama kelamaan membuat hati Fiola semakin berbunga dan terisi. Semua hari-hari
Fiola berubah 180 derajat. Dia tidak pernah merasakan kebahagiaan seperti yang
sekarang ia rasakan bersama Billy. Dia belum pernah mendapatkan perhatian,
kasih sayang yang tulus dari pacar-pacarnya sebelumnya. Sampai akhirnya Fiola
benar-benar merasakan CINTAYdari Billy yang kemudian mendorong Billy untuk menyatakan perasaannya.
“Fhy, Aku sayang dan cinta sama kamu, Tuhan yang jadi saksi atas perasaanku
padamu.” “Aku juga Sayang dan Cinta sama kamu Li,” “Meskipun tanpa hubungan
yang jelas, aku mau Fhy, kita saling menjaga, saling mengerti, dan saling
memahami satu sama lain, pacaran Cuma status ajah, dan aku tak mau Cuma status
pacaran, aku mau kita menjalani kehidupan bersama, menjalani seperti air
mengalir.” “Aku pun begitu, aku tidak butuh status, aku hanya butuh
kepercayaan, kesetiaan, kasih sayang dan pengertian. Bagiku itu semua sudah
cukup. Tanpa kita akui, mereka yang melihat kebersamaan kita bakal mengerti
kalau hatiku bersamamu dan hatimu bersamaku.” “Makasih sayang.”
Hari demi hari mereka lalui
bersama. Jika ada waktu luang, mereka menyempatkan untuk jalan bercanda,
tertawa, dan bahkan cuma duduk dan saling menatap. Sampai akhirnya mantan
kekasih Viola waktu SMP merasa cemburu terhadap mereka. “Fhy, itu pacar kamu
yah.” “Kalo emang iya, kenapa Baim? Masalah buat Loe.?” “Ya iya lah masalah,
aku masih sangat sayang kamu Fhy, kamu kok tega sih tertawaa bersama dia di
depanku.” “Egh Im, kita ini udah lama putus yah, lagian kamu ingat dulu gak,
yang selingkuhin aku siapa..? terus kenapa sekarang kamu bilang kamu masih
sayang aku? Di mana kamu 3 tahun yang
lalu? “Fhy, maafkan aku, aku khilaf. Aku mohon balik lah sama aku.” “Nggak, aku
udah sayang dia, aku gak mau buat dia kecewa. Dialah orang yang selalu
menjagaku, orang yang selalu ada untuk.” Karena geram, akhirnya Baim
mengeluarkan kata-kata yang tak semestinya dia ucapkan, dan itu membuat Fiola
sedih dan akhirnya menanyakannya pada Billy. Tidak terima karena Baim
mengucapkan kata-kata kotor yang di tujukan kepadanya dan kepada Fiola,
akhirnya dia pun mendatangi Baim dan
memukulnya yang akhirnya membuat leher Baim
luka. Masalah itu kemudian membuat Billy dan teman-temannya berkumpul di
belakang sekolahnya. Begitupun dengan Baim, dia menelpon semua teman-temannya.
Di belakang sekolah terjadilah perdebatan. “Egh Billy dia tuh pacar aku, kenapa
kamu dekat-dekat sama dia!” “Pacar kamu..? ambil sana, perempuan kayak dia banyak.”
Di sekolah, Hati Fiola gelisah
dari pagi mengetahui hal itu, sampai-sampai dia ke sekolah Billy untuk
menemuinya. Awalnya berjalan baik, tapi ketika Fiola sampai, SMS Billy pun
masuk. Dan betapa kagetnya Fiola membacanya. SMS itu berisi kata-kata kasar
yang di lontarkan Billy kepadanya, hinaan-hinaan dan caci maki dia dapatkan.
Hal itu membuat Fiola tak bisa menahan tangisnya dan membuatnya tak bisa
berfikir. Sampai pulang sekolah, dia masih belum berkata-kataa meskipun di
tanya oleh, sahabat dan gurunya, dia
tetap terdiam seakan tidak percaya. Dia berharap yang tterjadi tadi
adalah sebuah mimpi. Betapa malangnya kisah cintabya bersama Billy. Tapi karena
hubungan mereka tidak ada status, makanya tidak adakata putus di antara mereka.
Dan ketika pulang, dia masih seakan tak percaya. Di rumahnya, dia jadi pendiam,
badannya pun mulai mengurus karena tak pernah makan apapun. Bagaimana tidak,
coklat sekalipun terasa pahit. Kerjaannya setiap hari adalah merenung,
menangis, dan melamun.
Beberapa hari kemudian berlalu.
Fiola tidak lagi memiliki semangat hidup sama sekali, hari-harinya kelam. Dia
selalu merindukan suara Billy, sampai-sampai dia membeli kartu Sim yang di
gunakannya menelpon Billy saat dia rindu. Meski hanya kata “Halo..Halo.. ini
dengan siapa?” yang di dengarnya, dia merasa bahagia. Setiap waktu mereka
selalu bertemu ketika pulang sekolah. Tetapi begitulah, sama sekali tidak
nampak senyuman di bibir Billy.
“Aku tahu Tuhan dia merasakan
sakit sama seperti sakit yang ku alami, Jika dia memang jodohku Tuhan,
persatukan kami kembali, buatlah kembali seperti semula, buatlah kisah kami
lebih indah.” Itulah setiap do’a yang di panjatkan Fiola di setiap salatnya, di
setiap dia melamun dan menangis. Hingga
Seminggu kemudian, dia merasakan rindu yang teramat dalam hingga
akhirnya dia memberanikan diri untuk
menelpon Billy menggunakan nomor lain. “ha..halo.. dengan billy..?” “iya, maaf,
ini siapa yah?” “Aku minta maaf, karena aku kamu dapat masalah gini, keluargamu
bahkan ingin ikut campur, polisi pun ikut-ikutan. Aku minta maaf.” “Billy tidak
bicara, sampai akhirnya Viola pun menutup telponnya.”
Ketika malam, viola kembali
menghubungi Billy, kali ini suara Billy
berbeda, sepertinya dia sedang menangis. Karena tidak sanggup menahan
tangisnya, Rini pun yang berbicara dan
memberitahu keadaan Viola sekarang. Billy pun kemudian menyuruh Viola untuk
tidak berbuat hal seperti itu, sampai akhirnya mereka pun mulai kembali saling baikan.
Meski tidak mudah, perlahan-dan perlahan Tuhan menjabah do’a Viola dan Billy.
Mereka pun mulai saling Smsand dan mulai menampilkan senyum. Dan bahkan
sekarang hubungan mereka sangat dekat, lebih dekat dari sebelumnya. Sampai
akhirnya mereka berdua merasakan Cinta dan kasih sayang yang sempat terhenti
akibat hal itu. Jika Billy di tanya soal kejadian yang sebenarnya, dia mengaku
bahwa dia sama sekali tidak mempercayai Baim, hanya saja dia geram karena Baim
menuduhnya merebut Viola darinya. Dan soal mengapa dia mengirimkan kata-kata
kasar kepada Viola, dia tidak mau menjawabnya, tetapi dia minta maaf atas
segala ucapan yang dia katakan.
Langganan:
Postingan (Atom)