Jumat, 30 Januari 2015

Cerpen



{Cinta{
                Waktu menunjukkan pukul 7.02, Fiola dan Rini berangkat bersama menuju sekolah. Fiola bersekolah di SMAN Pelita Hati, sedangkan rini di SMAN Harapan Bangsa. Sekolah Rini lebih dekat daripada sekolah Fiola.  “Kamu aku antar sampai jalan sini ajah yah, aku malu masuk depan skolahmu.” “Lah, jangan dong fhy, masa kamu tega liat aku jalan masuk sampai depan skolah aku, ayolah please.”  “Tapi aku malu Rin ama murid-murid sekolah kamu. Apalagi aku baru kali ini berhenti depan jalan masuk skolahmu, apalagi mau masuk ampe depannya, idiih malu binggo deh”. “Ayolahh kamu kok tega sih, nggak akan ada kok yang bakal makan kamu di dalam..” “Hehe.. ngaco deh, masa mereka mau makan aku, emang anak skolah sini kanibal yahJ..? tapi Baiklah, aku antar kamu masuk”... “Hehe.. kalo anak skolah sini kanibal, aku udah lama makan kamu, tapi makasih, kamu emang teman terbaik aku..” “akh kamu.. bisa ajah J.
                “Egh , Rini kelas kamu yang mana sih..?” “Kelas aku..? mau tau ajah, atau mau tau banget..?” “Hehehe, rese’ udah akh kalo nggak mau kasi tau, aku lanjut ke sekolah aku dulu, takut telat. Kamu kan tau sendiri peraturan sekolah aku gimana.” “idih.. neng Kece ngambek, kelas aku yang sana, pas paling ujung dari parkiran ini.” “yang mana..? yang di liat cuma belakangnya ajah, apa gak bisa di putar tuh.? Udah akh, entar telat beneran.” “Oke, hati-hati yah fhy,..” “oke.” Fiola pun memutar balik sepeda motornya lalu menuju sekolahnyaa.
                Fiola sampai di sekolahnya ketika jam tangannya menunjukkan pukul 07.16 tetapi baru Sam, dan Indah sahabatnya yang nampak batang hidungnya. “Assalamu alaikum teman kelas, dan selamat pagi Sam, Indah.” “Dah datang Fhy, bagi tugas biologimu dong, aku dan Sam gak tau cara kerjanya, rumusnya apaL.”  “Idih kaset baru lagu lama deh, sejak kapan biologi di kerja pake rumus? Setau aku yah, cuma teori ajah, nggak ada tuh penggunaan rumus.” “Hehe iya yah.. salah ucap.” “Cemen banget sih=, tugas biologi ajah gak tau..” “hehe ikh Fiola, kamu kan tau aku dan Indah gimana lalodnya.” “hehe jangan di masukin hati, Cuma bercanda, udah nih, tulis yang rapi yah..”  Hingga pukul 07.25 Nindy teman duduknya baru datang dan jam 07.30 Maudi pun kemudian datang. “Lama banget Non Nindy, mandi spa yah tadi pagi? Kamu juga Maudi, lama banget deh.” “Biasa Kakak aku gak nganter, jadinya telat gini”.
                Waktu terus berlalu, sampai waktu menunjukkan pukul 14.00 Wita. Semua siswa pun berhamburan keluar kelas dan bersiap-siap pulang. “Nindy, Indah, Maudi, Sam, sampai jumpa besok, see you” dengan bersamaan mereka berempat pun menjawab “Oke see you too” Fiola pun pulang dan menuju sekolah Rini.
                Di depan mesjid dekat skolah rini, “Rini..!! sini cepetan.” “Tunggu mbak bro, egh..egh.. ada yang minta salam tuh sama kamu..” “minta salam? Siapa emang..? “Udah, ayo kita pulang dulu, karena dia lagi duduk di suatu tempat yang bakal kita lalui kalo kita pulang, sini biar aku saja yang bonceng kamu, kamu duduk manis ajah di belakang.” “ikh hehe.. emangnya siapa sih, sampe segitunya, siapa emang namanya..? teman kamu..? ata apa..? “Bawel amat sih neng, udah namanya Billy.” “Billy..? orang mana..? gimana orangnya..?”  Tanpa menjawab pertanyaan dari Fiola, Rini dengan semangatnya ingin memperkenalkan Fiola dengan teman kelasnya yang bernama Bily.
                Ketika melewati sebuah bengkel.  “Fhy, itutuh yang namanya Billy.” “Yang mana?” “Yang senyum tadi..” “Aduh.. anak-anak bukan..? kok gitu sih , mirip anak-anak” “Itu kand karna dia sedang duduk, coba ajah dia berdiri, mungkin kamu akan terpesona dengan dia. Dia juga minta nomor hp kamu,  gimana, aku kasih nggak..?” “Masa sih, tapi mirip anak-anak. Nomor? Kasih ajah” “Oke deh”.
                Hy.. itulah isi SMS dari nomor yang tidak di kenal yang tiba-tiba masuk di handphone Fiola. Kemudian Fiola membalas “Hy juga, maaf siapa yah..? “Dengan Billy, yang tadi di bengkel.” “Oh iya, salam kenal.” Hampir setiap hari Billy selalu kirim pesan buat Fiola,  Tapi karena saat itu Fiola berstatus pacar orang, makanya dia tidak cuek-cuek saja sama billy. Billy tidak pernah putus asa, dia tahu kalo Fiola punya pacar, makanya dia pun jadi teman yang selalu ada buat Fiola. Teman yang selalu mendengarkan keluh kesahnya. Dan hampir setiap hari mereka selalu bertemu meski hanya tatap muka dan senyum saja ketika pulang sekolah.
“Billy, hari ini aku senang banget,” “senang kenapa emang?” “Tadi aku ketemu sama Rian, senang deh, selama pacaran kami baruu ketemu dua kali, tapi meskipun begitu aku cinta banget sama dia.” Meskipun haati billy terasa hancur membaca SMS dari Fiola, dia tetap saja berkata “Aku turut senang sayang mendengarnya. Fiola tahu kalo Billy suka sama dia, tapi dia sadar kalo hatinya masih milik Rian. Tapi satu minggu setelah Fiola dan Rian bertemu, tepatnya sehari sebelum Fiola merayakan Sweet 17  Rian meminta  putus hanya karena permasalah kecil dan itu terjadi di facebook. Rian marah karena Fiola mengganti Password akun facebooknya. Dan akhirnya mereka putus. Rian menyesal seketika dan mengajak Fiola kembali menjadi pacarnya. Tapi fiola sudah terlanjur kecewa.
Seminggu kemudian, Di sekolah semua teman-teman fiola dan bahkan dia sendiri sedang sibuk mengerjakan tugas. Yah kebiasaan anak sekolah sekarang mengerjakan tugas rumah di sekolah. Jam 8.00 guru  mata pelajaran Sejarah Indonesia masuk. Ketua kelas pun menyiapkan teman-temannya. Kegiatan menulis tugas pun di hentikann, dan Fiola ketika membuka handphonenya, ternyata ada sms dari Billy yang isinya “Fhy, entar pulang singgah dulu yah, aku punya sesuatu untuk kamu..” Karena penasaran Fiola pun membalas SMSnya dengan cepat kemudian dia mulai belajar.
Ketika pulang sekolah setelah menjemput Rini, Fiola pun bergegas pulang. Dari kejauhan dia sudah tau bahwa Billy berada di bengkel depan. Awalnya ia ingin berhenti, tetapi saat dia hampir dekat, dia mengurungkan niatnya untuk berhenti karena di dalam bengkel tersebut banyak teman-teman Billy.  Akhirnya dia hanya lewat dan tersenyum ke Billy. Dengan cepat dan di antar oleh temannya, Billy mengejar Fiola dan ketika berada dekat, Billy menyuruh Fiola berhenti. “Fhy, tunggu dong, kok kamu tadi gak singgah sih?” “aku malu Li, teman-temanmu banyak skali. Apalagi aku ini cewek.” “Iya gak apa-apa. Oh iya ini, ambil, di pakai yah.” Sebuah gelang berwarna coklat yang terbuat dari kayu yang mlingkar di berikannya untuk Fiola.  “Gelang ini untukku? Indahnya, makasih yah Lii,dulu yah.” kamu baik skali.” “Iya, sama-sama. Kalo gitu aku balik dulu.” “Oh iya, aku juga mau pulang. Hati-hati yah Li.”
Hubungan Fiola dan Billy semakin baik. Terlebih sekarang Fiola sudah gak punya pacar. Mereka sama-sama mempunyai status Jomlo. Perhatian Dari Billy, lama kelamaan membuat hati Fiola semakin berbunga dan terisi. Semua hari-hari Fiola berubah 180 derajat. Dia tidak pernah merasakan kebahagiaan seperti yang sekarang ia rasakan bersama Billy. Dia belum pernah mendapatkan perhatian, kasih sayang yang tulus dari pacar-pacarnya sebelumnya. Sampai akhirnya Fiola benar-benar merasakan CINTAYdari Billy yang kemudian mendorong Billy untuk menyatakan perasaannya. “Fhy, Aku sayang dan cinta sama kamu, Tuhan yang jadi saksi atas perasaanku padamu.” “Aku juga Sayang dan Cinta sama kamu Li,” “Meskipun tanpa hubungan yang jelas, aku mau Fhy, kita saling menjaga, saling mengerti, dan saling memahami satu sama lain, pacaran Cuma status ajah, dan aku tak mau Cuma status pacaran, aku mau kita menjalani kehidupan bersama, menjalani seperti air mengalir.” “Aku pun begitu, aku tidak butuh status, aku hanya butuh kepercayaan, kesetiaan, kasih sayang dan pengertian. Bagiku itu semua sudah cukup. Tanpa kita akui, mereka yang melihat kebersamaan kita bakal mengerti kalau hatiku bersamamu dan hatimu bersamaku.” “Makasih sayang.”
                Hari demi hari mereka lalui bersama. Jika ada waktu luang, mereka menyempatkan untuk jalan bercanda, tertawa, dan bahkan cuma duduk dan saling menatap. Sampai akhirnya mantan kekasih Viola waktu SMP merasa cemburu terhadap mereka. “Fhy, itu pacar kamu yah.” “Kalo emang iya, kenapa Baim? Masalah buat Loe.?” “Ya iya lah masalah, aku masih sangat sayang kamu Fhy, kamu kok tega sih tertawaa bersama dia di depanku.” “Egh Im, kita ini udah lama putus yah, lagian kamu ingat dulu gak, yang selingkuhin aku siapa..? terus kenapa sekarang kamu bilang kamu masih sayang aku? Di mana kamu 3  tahun yang lalu? “Fhy, maafkan aku, aku khilaf. Aku mohon balik lah sama aku.” “Nggak, aku udah sayang dia, aku gak mau buat dia kecewa. Dialah orang yang selalu menjagaku, orang yang selalu ada untuk.” Karena geram, akhirnya Baim mengeluarkan kata-kata yang tak semestinya dia ucapkan, dan itu membuat Fiola sedih dan akhirnya menanyakannya pada Billy. Tidak terima karena Baim mengucapkan kata-kata kotor yang di tujukan kepadanya dan kepada Fiola, akhirnya dia pun mendatangi  Baim dan memukulnya yang akhirnya membuat leher Baim  luka. Masalah itu kemudian membuat Billy dan teman-temannya berkumpul di belakang sekolahnya. Begitupun dengan Baim, dia menelpon semua teman-temannya. Di belakang sekolah terjadilah perdebatan. “Egh Billy dia tuh pacar aku, kenapa kamu dekat-dekat sama dia!” “Pacar kamu..? ambil sana, perempuan kayak dia  banyak.”
                Di sekolah, Hati Fiola gelisah dari pagi mengetahui hal itu, sampai-sampai dia ke sekolah Billy untuk menemuinya. Awalnya berjalan baik, tapi ketika Fiola sampai, SMS Billy pun masuk. Dan betapa kagetnya Fiola membacanya. SMS itu berisi kata-kata kasar yang di lontarkan Billy kepadanya, hinaan-hinaan dan caci maki dia dapatkan. Hal itu membuat Fiola tak bisa menahan tangisnya dan membuatnya tak bisa berfikir. Sampai pulang sekolah, dia masih belum berkata-kataa meskipun di tanya oleh, sahabat dan gurunya, dia  tetap terdiam seakan tidak percaya. Dia berharap yang tterjadi tadi adalah sebuah mimpi. Betapa malangnya kisah cintabya bersama Billy. Tapi karena hubungan mereka tidak ada status, makanya tidak adakata putus di antara mereka. Dan ketika pulang, dia masih seakan tak percaya. Di rumahnya, dia jadi pendiam, badannya pun mulai mengurus karena tak pernah makan apapun. Bagaimana tidak, coklat sekalipun terasa pahit. Kerjaannya setiap hari adalah merenung, menangis, dan melamun.
                Beberapa hari kemudian berlalu. Fiola tidak lagi memiliki semangat hidup sama sekali, hari-harinya kelam. Dia selalu merindukan suara Billy, sampai-sampai dia membeli kartu Sim yang di gunakannya menelpon Billy saat dia rindu. Meski hanya kata “Halo..Halo.. ini dengan siapa?” yang di dengarnya, dia merasa bahagia. Setiap waktu mereka selalu bertemu ketika pulang sekolah. Tetapi begitulah, sama sekali tidak nampak senyuman di bibir Billy.
                “Aku tahu Tuhan dia merasakan sakit sama seperti sakit yang ku alami, Jika dia memang jodohku Tuhan, persatukan kami kembali, buatlah kembali seperti semula, buatlah kisah kami lebih indah.” Itulah setiap do’a yang di panjatkan Fiola di setiap salatnya, di setiap dia melamun dan menangis. Hingga  Seminggu kemudian, dia merasakan rindu yang teramat dalam hingga akhirnya  dia memberanikan diri untuk menelpon Billy menggunakan nomor lain. “ha..halo.. dengan billy..?” “iya, maaf, ini siapa yah?” “Aku minta maaf, karena aku kamu dapat masalah gini, keluargamu bahkan ingin ikut campur, polisi pun ikut-ikutan. Aku minta maaf.” “Billy tidak bicara, sampai akhirnya Viola pun menutup telponnya.”
                Ketika malam, viola kembali menghubungi  Billy, kali ini suara Billy berbeda, sepertinya dia sedang menangis. Karena tidak sanggup menahan tangisnya,  Rini pun yang berbicara dan memberitahu keadaan Viola sekarang. Billy pun kemudian menyuruh Viola untuk tidak berbuat hal seperti itu, sampai akhirnya mereka pun mulai kembali saling baikan. Meski tidak mudah, perlahan-dan perlahan Tuhan menjabah do’a Viola dan Billy. Mereka pun mulai saling Smsand dan mulai menampilkan senyum. Dan bahkan sekarang hubungan mereka sangat dekat, lebih dekat dari sebelumnya. Sampai akhirnya mereka berdua merasakan Cinta dan kasih sayang yang sempat terhenti akibat hal itu. Jika Billy di tanya soal kejadian yang sebenarnya, dia mengaku bahwa dia sama sekali tidak mempercayai Baim, hanya saja dia geram karena Baim menuduhnya merebut Viola darinya. Dan soal mengapa dia mengirimkan kata-kata kasar kepada Viola, dia tidak mau menjawabnya, tetapi dia minta maaf atas segala ucapan yang dia katakan.